Atapupu, Tol Menuju Timor Leste

BR - Pelabuhan laut Atapupu yang terletak di Kabupaten Belu, Provinsi NTT merupakan salah satu gerbang ekonomi Indonesia dan Republik Demokratica de Timor Leste (RDTL). Setiap tahun ratusan kapal, termasuk kapal Pertamina lintas Indonesia-RDTL melakukan bongkar muat di dermaga tersebut. Untuk memperlancar aktivitas bongkar muat, Depertemen Perhubungan Laut mulai melakukan pembenahan dan peningkatan kapasitas dan fasilitas pelabuhan.

Dari tahun ke tahun kunjungan kapal ke pelabuhan Atapupu terus meningkat. Tercatat tahun 2000 sebanyak 391 kapal melakukan bongkar muat di Atapupu. Tahun 2001 : 373. Tahun 2002 : 309. Tahun 2003 : 315. Tahun 2004 : 456. Tahun 2005 : 416. Tahun 2006 : 514. Tahun 2007 : 532. Tahun 2008 : 481. Sedangkan tahun 2009 sudah sekitar 500-an kapal.

Kini pelabuhan kurang seluas 26,800 M2 dengan luas dermaga 160x8 M itu muai dibenah dan ditingkatkan kapasitas dan fasilitasnya. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp. 8 miliar untuk perluasan dermaga sepanjang 8 meter, pelurusan dermaga lama dan baru sepanjang 3 meter dan pembangunan gudang seluas 800 M3. Pengerjaan proyek itu sendiri sudah dilakukan oleh PT. Dian Sentosa yang diarsiteki Wily Budiman.

Kepala kantor Pelabuhan (Kakanpel) Atapupu, Bambang Arifin Atu mengatakan setelah perluasan dermaga dan gudang, kedepan pihaknya berencana untuk mengalihkan aliran sungai Fatu Kaloak ke tanjung Rekatan, pembangunan Pelabuhan Rakyat (Pelta), penyambungan dermaga peti kemas dan pengerukan kolam pelabuhan. Sebab, akibat hujan dan banjir yang terus menerus membuat kedalaman pelabuhan mejadi dangkal.

“Kedangkalan pelabuhan ini akibat erosi dan masuknya material yang dibawa oleh banjir. Sekarang pelabuhan Atapupu hanya bisa disandar oleh kapal yang kapasitasnya di bawah 3000 GT. Kalau dulu, kapal 3000 GT bisa langsung sandar. Tapi akibat kedangkalan ini, sekarang tidak bisa lagi. Jangankan 3000 GT, 2000 GT saja harus bongkar muat terlebih dahulu di luar. Karena pada posisi air naik pun, pelabuhan hanya bisa disandar oleh kapal 1000 GT,” papar Arifin.

Menurut dia, sekarang kedalaman laut di dermaga dalam posisi air surut rendah hanya 4,2 meter. Padahal yang dibutuhkan kedalaman laut harus 8 meter pada posisi air surut rendah. Sehingga kapal 5000 GT pun bisa masuk.

“Untuk itu kami telah melaporkan ke pusat untuk ditanggapi,” ucapnya.

Sementara itu, Lupo Santos, pebisnis asal Timor Leste mengaku sangat terbantu dengan keberadaan pelabuhan Atapupu. Karena melalui pelabuhan Atapupu dirinya bisa lebih cepat dan mudah mengangkut barang bisnisnya ke Timor Leste. Untuk itu ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu untuk turut memperhatikan dermaga tersebut. Karena setuju atau tidak, keberadaan pelabuhan Atapupu telah ikut membantu perekonomian masyarakat Belu. Pelabuhan Atapupu ibarat jalan tol menuju Timor Leste.

“Soal kedangkalan pelabuhan, itu harus ada campur tangan Pemkab Belu juga. Selain lokasi pelabuhan terdapat di Kabupaten Belu, pelabuhan itu sendiri manfaatnya dirasakan juga oleh masyarakat Belu,” pintanya. +++chris parera+++

Ha'i Tamuku,,,

Terima Kasih atas kunjungan ANDA. Semoga apa yang ANDA baca DISINI,,,, dapat bermanfaat bagi ANDA. God Bless You,,,!